Tercermin dalam bangunan Bali/ Gazebo untuk bangunan Knock Down.
Coba
perhatikan, berapa kejadian Gempa di Bali, Apakah bangunan Bali akan
roboh oleh Gempa, ternyata tidak, hal ini dibuktikan Ketika di Bali
terjadi gempa pada 1976 dan menghancurkan bangunan-bangunan di Seririt
(Buleleng) kecuali bangunan-bangunan tradisional. Kenapa Hal itu bisa terjadi …?,
bangunan tradisional Bali yang memiliki struktur tiang dan dinding
terpisah, tidak hancur ketika terjadi gempa. Hanya temboknya retak-retak
atau rebah, tetapi atap dan tiang-tiang bangunannya masih tetap tegak
berdiri. Rupanya konstruksi tiang bangunan tradisional dan
balai-balainya masih tetap tegak berdiri. Rupanya konstruksi tiang
bangunan tradisional dan balai-balainya yang dirakit dengan sistem
pasak, memudahkan konstruksi mengikuti gerakan gempa, sistem pasak bisa
makin longgar, sehingga konstruksi tiang bangunan tidak mudah patah.
Ketika
bangunan-bangunan tradisional Bali banyak yang selamat dari bencana
gempa tersebut, penduduk Bali seakan diingatkan kembali akan konsep Tri
Samaya yang telah ada di Bali sejak dulu. Konsep Tri Samaya merupakan perjanjian atau kesepakatan berdasarkan tiga batasan waktu. Dalam konsep ini, khususnya berkaitan dengan mewujudkan suatu bangunan, penduduk Bali diharapkan melihat kondisi di masa lalu (atita), prediksi ke masa mendatang (nagata), sehingga saat ini (wartamana) dapat mewujudkan suatu rancang bangun yang baik.
Jika keputusan membangun telah dilakukan, maka analisis yang akan
diterapkan di masyarakat harus disesuaikan lagi dengan tempat (desa),
waktu (kala) dan keadaan (patra), sehingga bisa bermanfaat secara
maksimal bagi masyarakat di masing-masing tempat atau wilayah di Bali.
Kembali lagi pada Arsitektur Bangunan Bali yang menggunakan Tiang atau istilahnya Saka di Bali, coba perhatikan bagaimana hubungan
/ rakitan-rakitan menggunakan rakitan yang tidak dipaku/ dibaut secara
permanen, namun semua dihubungkan dengan rakitan yang menggunakan Pasak,
Lait / pengunci dari kayu, yang jika terjadi gempa Bangunan
Bali bersifat Elastis, tidak kaku/ rigid.Hal ini mengakibatkan jika
terjadi gempa yang besar, paling-paling pasak/ laitnya yang kendor yang
perlu dikokohkan lagi.
Hal
ini banyak dimanfaatkan bangunan Knocdown Rumah Bali / Gazebo mengikuti
konsep Bangunan Bali yang keberadaaanya Flexibel bisa dipindah-pindah
dengan mudah dan sifat bangunannya Elastis dari ancaman Gempa.
Perletakan
dari bangunan Gazebo atau di Bali disebut Bale Bengong atau Bale Saka,
biasanya ditempatkan diareal Taman Tengah, Belakang atau ditaruh didepan
sebagai tempat duduk-duduk santai yang bisa dimanfaatkan sebagai
Bangunan Serba Guna. Dan apabila akan dipindahkan dari satu tempat
ketempat lainnya, klo bangunan itu kecil dan tidak dipinah jauh bisa
langsung diangkat dipindahkan dengan bantuan berapa orang Pekerja atau
Tetangga disamping rumahnya. Jika akan dipindahkan jauh, karena bangunan
biasanya tidak menggunakan paku, bisa lait/ pengunci dari kayu tersebut
dibuka dan bangunannya dipindahkan berdasarkan elemen-elemen atau
bagian tertentu.Hal ini membuat keberadaan gazebo akan berfungsi
plexible dan anti Gempa.
0 komentar:
Posting Komentar