gajah makmur arsitektur bali

Hubungi kami jika anda mau bertanya dan membangun bangunan stil bali, kontak person 087861141389 email : gajahpare@gmail.com.

gajah makmur arsitektur bali

Hubungi kami jika anda mau bertanya dan membangun bangunan stil bali, kontak person 087861141389 email : gajahpare@gmail.com.

gajah makmur arsitektur bali

Hubungi kami jika anda mau bertanya dan membangun bangunan stil bali, kontak person 087861141389 email : gajahpare@gmail.com.

gajah pare arsitektur bali

Hubungi kami jika anda mau bertanya dan membangun bangunan stil bali, kontak person 087861141389 email : gajahpare@gmail.com.

gajah pare arsitektur bali

Hubungi kami jika anda mau bertanya dan membangun bangunan stil bali, kontak person 087861141389 email : gajahpare@gmail.com.

Sabtu, 07 April 2012

Pelinggih pada Sanggah Pamerajan Perumahan

Mengacu pada “Trimurti Tattwa” hendaknya juga membaca “Tutur Kuturan”, “Dwijendra Tattwa”, “Gong Besi” dan “Sanghyang Aji Swamandala”. Berdasarkan lontar-lontar itu maka pelinggih di Sanggah Pamerajan Perumahan adalah:
  1. Padmasari, stana pemujaan Sanghyang Siwa Raditya.
  2. Kemulan Rong Tiga, stana pemujaan Trimurti dan Roh leluhur
  3. Taksu, stana pemujaan Dewi Saraswati, shakti Brahma
  4. Sedahan Karang, stana Bhatara Kala, putra Siwa
Bila lahan terbatas, boleh diletakkan berjejer dalam satu baris, asal atap-atap pelinggih tidak dinaungi atau berada di bawah atap rumah tinggal, demi menjaga kesucian dan kesakralan pelinggih-pelinggih itu.

Kayu yang baik untuk bangunan Bali

Kayu untuk bahan bangunan di Bali dibedakan menurut kelompok kesakralan yang dikandung dalam pohon asal kayu itu.
Di Lontar Bhuwana Kosa dan Lontar Wrhaspati Tattwa dinyatakan bahwa Ida Sanghyang Widhi yang bermanifestasi sebagai Bhatara Brahma menciptakan isi bumi melalui tahapan proses sebagai berikut: Setelah air laut disurutkan melalui pembentukan es di kutub utara dan di kutub selatan, maka muncullah daratan.
Di atas daratan diciptakanlah pertama kali, pohon dan tumbuh-tumbuhan; setelah itu menyusul binatang pemahan tumbuh-tumbuhan; kemudian binatang pemakan binatang, dan terakhir, manusia.
Pohon-pohonan yang diciptakan-Nya berurutan dengan nama gelar:


  1. Pohon Prabu, misalnya: cendana (santalum album), wangkal (albizia procera), majagau (dysoxylum caulostachyum), dan nangka (artocarpus heterophyllus)
  2. Pohon Patih, misalnya: menengen (exoecaria agallocha), kutat (planchonia valida), dan jati (tectona grandis)
  3. Pohon Arya, misalnya: cempaka (michelia champaca), belalu (albizia chinensis), dan sentul (sandoricum koetjapi)
  4. Pohon Demung, misalnya: bentenu (melochia arborea), dan teep (artocarpus altilis)
  5. Pohon Tumenggung, misalnya: suren (toona sureni), dan bayur (ptrospermum javanicum)
Agar bangunan mempunyai kekuatan magic yang didasari kesucian sehingga penghuni atau pengguna bangunan mendapatkan kebahagian, ketentraman, kenyamanan, dan keselamatan, maka penggunaan kayu yang berasal dari pohon-pohon tersebut di atas diatur:
  1. Kayu Prabu, untuk bangunan-bangunan pelinggih-pelinggih di Pura dan Sanggah Pamerajan, misalnya: meru, gedong ibu, manjangan saluwang, bale pepelik, dll
  2. Kayu Patih, untuk bangunan-bangunan pendukung di Pura, seperti: bale piasan, bale pameosan, bale gong, gedong simpen, dll
  3. Kayu Arya, untuk bangunan-bangunan sakral di pekarangan rumah tinggal, misalnya: bale gede saka roras, sekepat saka sanga, dan bale petandingan
  4. Kayu Demung, untuk bangunan rumah tinggal, misalnya bale daja, bale dangin, bale dauh, dll
  5. Kayu Tumenggung, untuk bangunan kamar mandi, wc, dapur, dll
Penggunaan jenis kelas kayu yang tepat sesuai dengan tujuan penggunaan bangunan, disertai pula dengan upacara dan upakara pemelaspas yang tepat sangat disarankan.
Namun ketentuan-ketentuan di atas, khususnya untuk bangunan perumahan hanyalah sesuai bila rumah dibangun dengan style Bali yang khas. Untuk bangunan tidak menggunakan style Bali, ketentuan tentang pemilihan jenis kayu di atas tidak mengikat.